Jumat, 22 April 2016

FENOMENA DEKADENSI MORAL DI ERA GLOBALISA


FENOMENA DEKADENSI MORAL DI ERA GLOBALISASI
Pengertian Dekadensi
Pengertian Dekadensi sendiri berasal dari kata dekaden (keadaan merosot dan mundur) dan moral atau akhlak. Dengan demikian, dekadensi moral merupakan atau bermakna kondisi moral yang merosot (jatuh) atau sementara mengalami (dalam keadaan) mundur atapun kemunduran; kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus (sengaja atapun tidak sengaja) terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi seperti keadaan semula atau sebelumnnya.
Fenomena Dekadensi Saat ini
Fenomena kehidupan saat ini sangat beragam dan pastinya menarik untuk dicermati, salah satunya adalah fenomena dekadensi moral. Di era globalisasi saat ini banyak budaya dari luar baik itu yang positif atau negative masuk ke Negara kita ini. Budaya ini secara otomatis mempengaruhi moral dan perilaku masyarakat dan bisa mengarah ke arah yang dapat menimbulkan dekadensi moral di kalangan umat manusia di era globalisasi ini, hingga fenomena dekadensi moral sudah menjadi hal yang umum yang ada di tengah masyarakat dunia sekarang. Kalangan yang sangat rentan mengalami dekadensi moral adalah anak-anak remaja. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya,salah satu faktor yang mempunyai pengaruh paling besar adalah media informasi mulai dari televisi,media internet dsb. Media internet memberikan dampak yang luar biasa di kalangan anak remaja saat ini,baik dampak positif ataupun dampak negatif. Budaya-budaya local saat ini sudah mulai luntur dan bahkan malah remaja saat ini tidak tahu budaya asli kita sendiri. Salah satu contoh yang sangat ironis yang melanda masyarakat sekarang adalah banyak nya masyarakat yang megikuti budaya luar seperti budaya korea (k-pop). Hal yang di khawatir kan sekarang adalah mulai berkurangnya rasa nasionalsime masyarakat di karena kan masuknya budaya luar yang lebih menarik.Dekadensi moral di mulai dari hal yang kecil mulai dari mengikuti budaya luar di mulai dari mengikuti cara berpakaian,berbicara,tradisi yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat dan bahkan dapat mengurangi keimanan dan berpindah agama hanya karena ingin mengikuti trend yang sudah di dapat dari budaya luar. Orang tua saat ini harus bisa mengawasi dan membimbing anak-anaknya untuk selalu menjunjung tinggi kebudayaan local.
Dalam islam, Rasulullah adalah salah satu contoh tauladan yang seharusnya kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak sunnah-sunnah Rasulullah yang seharusnya kita praktekan ketimbang mengikuti mode atau tren yang melekat dalam dada para kaum muslimin remaja ini. Dekadensi moral menjadi barang biasa, seperti iklan yang setelah tayang di lupakan saja, tidak pedas dan sengaja di lupakan. Padahal dalam islam kita di anjurkan untuk kembali terhadap Al-quran dan As-sunnah bila terjadi sesuatu yang kita anggap tidak pantas. Pada zaman sekarang, kita dapat melihat kenyataan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi waSallam ini. Yakni banyak orang Islam yang kehilangan pegangan di dalam kehidupan. Mereka banyakmeniru “cara hidup” Yahudi dan Nashrani, baik disadari ataupun tidak. Banyak orang Islam yangtelah terperangkap dalam tipu muslihat Yahudi dan Nashrani dan ada pula yang sekaligusmenjadi alat untuk kepentingan mereka. Seperti kutipan fenomena Dekadensi Moral yang saya paparkan di atas.Dan hal ini juga mengarah kepada hadis Rasulullah S.A.W Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Islammulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglahorang-orang yang asing.”(HR. Muslim).
Dalil-dalil naqli (al-Qur’an dan al-Hadist)

1.  QS. SAD AYAT 46
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
2. QS. YASIN AYAT 60
Artinya: Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesunggubnya setan itu mnsubyang nyata bagi kamu.
3. QS AL-ANFAL AYAT 2 DAN 4
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
4. QS ANNISA AYAT 114
Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
Sabda Rasulullah:
v  Sesungguhnya aku Muhammmad saw tidak di utus melaikan untuk menyempurnakan kemulliaan akhlak.
v  Ketahuilah kamu di dalam manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baik lah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruk lah keseluruhannya ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati.
v  Sesungguhnya allah tidak melihat  dari rupa atau paras kamu dan tidak kepada tubuh badaan kamu dan sesungguh nya allah telah melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang  berlandaskan keiklasan hati
v  Seseorang itiu tidak beriman sehinggalah ia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana dia kasih terhadap diri nya sendiri (Riwayat bukhari  dan muslim)
v  Sesungguhnya amalan  yang sangat dicintai oleh allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah menggembirakan hati saudaranya sesama islam (riwayat baihaqi).
Kesimpulan
Fenomena dekadensi di era globalisasi saat ini bisa dikatakan sudah sangat parah, banyak kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia ini dan kebanyakan yang bersifat negatif, Seharusnya orang tua harus bisa menyaring dan memilah-milah mana kebudayaan yang bisa dicontoh dan tidak bisa. Para orang tua harus mengajarkan para remaja kita ini untuk selalu berpedoman dengan budaya kita dan menjunjung tinggi nilai islami.
sumber  : https://kholidarifin.wordpress.com/2013/12/26/fenomena-dekadensi-moral-di-era-globalisasi/